Rabu, 27 Juni 2007

Tanda Kekhalifahan Syekh al-Akbar (iii)

MARI KITA SAMBUT KEDATANGAN RASULULLAH!


Begitu besar getaran keinginan Syekh al-Akbar, Guru kami untuk menengok salah seorang murid baru yang kebetulan adalah seorang Dosen, yakni Bapak Buya Shiddiq Umary. Ia baru beberapa bulan menjadi murid Idrsiyyah ketika Syekh al-Akbar hendak berangkat keliling Sumatera untuk berdakwah bersama beberapa jama’ah.
Salah satu dorongan Beliau datang ke menemui Syekh al-Akbar dan ingin dibai’at adalah ingin mengambil lisesnsi atau izin mengamalkan beberapa amalan yang selama ini telah lama diamalkan oleh jama’ah pengajiannya. Bahkan beberapa amalan yang biasa diamalkan istiqamah, ada dalam Tarekat ini (Al-Idrisiyyah).
2 minggu sebelum berangkat ke Sumatera Syekh al-Akbar menyuruh berkali-kali pengurus Yayasan agar menghubunginya, karena barangkali (karena Pak Dosen itu adalah orang Palembang) rombongan dapat mampir ke kampong halamannya di Palembang – konon kata beliau kakaknya adalah merupakan Imam besar Masjid Agung Palembang.
Setelah pengurus mencoba menghubunginya berkali-kali ternyata belum berhasil. Dan akhirnya setelah kembali dari Sumatera, sebulan kemudian keinginan Syekh al-Akbar baru terlaksana.
Sesampainya di kediaman Bapak Fahmi, asisten beliau, di Pamulang Ciputat rombongan Syekh al-Akbar ditunggu oleh beberapa orang jama’ahnya. Murid yang dikenal dipanggil Buya ini rupanya mempunyai majelis pengajian rutin setiap hari Jum’at ba’da Ashar, sehingga kedatangan rombongan ke tempat Bapak Fahmi terlihat seperti kebetulan atau berbarengan waktunya dengan selesainya acara pengajian.
Setelah acara demi acara berlangsung Buya menyampaikan pengalaman yang tidak disangka-sangka oleh kami semua. Pengalaman seorang murid Idrisiyyah yang sangat berkesan dan mungkin tidak akan terlupakan hingga akhir hayat. Kisah pengalaman menjadi murid Tarekat Idrisiyyah itu akhirnya dianjurkan oleh Syekh al-Akbar untuk disampaikan kepada jama’ahnya pada waktu itu.
Penuturan Buya adalah sebagai sebagaimana yang dituturkan kepada kami,
Suatu malam sehari sebelum datangnya bulan suci Ramadhan 1427 H. saya bermimpi. Kejadiannya persis sekitar jam 01.30 tengah malam. Saya dalam mimpi itu terlihat bersama jama’ah Tarekat Idrisiyyah di sutau tempat yang tidak saya ketahui di mana. Saya berkata kepada jama’ah, ‘Mari kita sambut kedatangan Rasulullah Saw!’ Kami berdiri menunggu kedatangan Beliau. Hingga beberapa saat tidak kunjung datang. Tiba-tiba datanglah Syekh al-Akbar Muhammad Daud Dahlan Ra. memasuki ruangan. Pada saat kedatangan beliau diiringi suara dzkir, ‘Laa ilaaha illallaah Muhammadur Rosuulullaah Fii Kulli Lamhatiw wa Nafasin ‘Adada maa Wasi’ahuu ’Ilmullaah!’
Suaranya semakin keras. Akhirnya saya terbangun, namun suara tersebut masih tetap terdengar. Dan saya mencari kedatangan suara tersebut, ternyata berasal dari hati saya. Saya dekatkan telinga saya ke dada saya. Situasi tersebut berlangsung lebih kurang selama 1 (satu) jam. Dan pukul 02.30 dini hari saya terbangun. Segera saya mengambil wudhu dan melaksanakan shalat tahajjud.
(KH. M. Shidiq Umary, MM.MA, sedang mempersiapkan gelar doktor dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam).
Beliau menyatakan bahwa tidak meninggalkan apa yang diwajibkan berupa award-awrad sejak beliau terima dari Syekh al-Akbar Muhammad Daud Dahlan Ra.

Tidak ada komentar: