Ada beberapa tokoh Tarekat yang memiliki tradisi tabaruk dengan mengambil ijazah tarekat lain, bahkan juga mengamalkannya sekaligus. Memang setiap tarekat memiliki aturan atau metodologi yang berbeda-beda, ada yang membolehkan dan ada yang melarang melakukan dua atau lebih ajaran tarekat.
Sehubungan dengan hal ini ada seseorang yang ingin mengambil tabaruk dengan mengamalkan Tarekat Idrisiyyah. Padahal ia sudah memegang amalan /wirid dari Kakaknya yang juga Mursyid Tarekat. Melalui kawan lamanya (salah seorang murid Idrisiyyah) ia berhasil mendapatkan talqin dzikir di Idrisiyyah.
Setelah ia mendapatkan bai’at talqin dari Syekh al-Akbar Muhammad Daud Dahlan Ra., ia tidak pernah meninggalkan semua amalan tarekat yang dipegangnya, baik Tarekat dari Kakaknya atau dari Idrisiyyah.
Suatu ketika ia berkata kepada temannya itu (yang sudah lebih dahulu masuk tarekat Idrisiyyah) bahwa setelah sekian lama ia melakukan wirid kedua Tarekat tersebut, ia selalu merasakan kehadiran Syekh al-Akbar ketika ia berdzikir. Ia merasa heran karena sebelumnya ia mampu berabithah dengan sosok kakaknya yang Mursyid. Tapi setelah ia mendapat bai’at Tarekat Idrisiyyah ia tidak mampu menghadirkan sosok kakaknya tersebut. Yang muncul selalu sosok Syekh al-Akbar saat wiridnya. Walaupun yang ia wiridkan adalah dzikir dari Tarekat lain (yakni yang berasal dari kakaknya), namun yang muncul tetap wajah Syekh al-Akbar sambil tersenyum kepadanya.
Kawan sekampungnya itu pun mesem-mesem saja mendengar penuturannya tersebut, karena menurutnya jelas jauh berbeda maqam ruhani Kakaknya itu dengan maqam Syekh al-Akbar.