Rabu, 27 Juni 2007

Al-Asrar fil Awliya

Inilah bab yang pertama yang membahas tentang awal seorang hamba dalam menapaki jalan kewalian.

Pendahuluan
Seorang wali apabila ia berjalan atas keridhaannya kepada Allah Ta’ala maka ia harus menancapkan rasa keikhlasan yang tak terhingga atas dirinya yang dhaif, serta tak luput pula bahwa ia atasnya keharusan kaffah, yakni sempurna akan kesyari’atannya. Dan di antaranya pintu yang mesti dicapai adalah berjalan atas thariqah menuju Mardhatillah kepadaNya. Ia selalu bermusafir atas dirinya yang dhaif lagi fakir. Juga selalu bertaqarrub disertai banyak tafakkur, selalu merenungi dosa-dosa atas kedhaifan hamba tersebut, dosa-dosa yang lahir, batin, serta hati. Berpegang pada zuhud atas dirinya dan hubbul akhirah, yakni lebih cinta akan akhirat.
Apabila seorang hamba menapaki syari’at menuju thariqah, sebagai jalan menuju kepada Allah, maka dianjurkan baginya mencari Guru Mursyid atas maqam-maqamnya itu, yang akan mendapatkan kesulitan serta ketidakberdayaan atas diri seorang calon wali itu. Dan apabila hamba itu mendapati Mursyid-nya, maka terjadilah suatu cobaan serta duri-duri untuk mencapai kemakrifatan. Kemudian ia selalu menjadikannya sebagai Wasilah atas calon wali tersebut, yang dikatakan sebagai seorang Shufi.

Tidak ada komentar: