مَنْ صَلىَّ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ رَكْعَتَيْنِ يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ مَرَّةً وَاْلإِخْلاَصِ سَبْعَ مَرَّاتٍ, فَإِذَا سَلَّمَ يَقُوْلُ أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ سَبْعِيْنَ مَرَّةٍ فَلاَ يَقُوْمُ مِنْ مَقَامِهِ حَتَّى يَغْفِرُ اللهَ لَهُ وَلِأَبَوَيْهِ وَيَبْعَثُ اللهُ تَعَالَى مَلاَئِكَةً إِلىَ الْجِنَانِ يَغْرُسُوْنَ لَهُ اْلأَشْجَارِ وَيَنْبُوْنَ الْقُصُوْرَ وَيُجْرُوْنَ اْلأَنْهَارَ وَلاَ يَخْرُجُ مِنَ الدُّنْيَا حَتَّى يَرَى ذَلِكَ كُلَّهُ. تفسير حنفي
“Siapa yang menjumpai Lailatul Qadar, dan ia shalat 2 raka’at, setiap raka’at membaca Fatihah 1x, dan Surat Al-Ikhlash 7x, sehabis salam beristighfar 70x, maka tidaklah ia bangun dari duduknya, hingga Allah mengampuni ia dan kedua orang tuanya. Dan Allah mengutus malaikat ke syurga supaya menenam pohon-pohon untuknya, mendirikan gedung-gedung, membuka pintu-pintu air bengawan, dan ia tidak keluar dari dunia, kecuali melihat semua itu”. Tafsir Hanafi. Munajat Nabi Musa As.
Nabi Musa As. bermunajat, ‘Wahai Tuhan, aku ingin selalu dekat dengan-Mu!’ Firman Allah, ‘Aku selalu dekat dengan orang yang bangun di malam Kemuliaan Lailatul Qadr’.
Berkata Musa As, ‘Ya Tuhan, kelak di hari kiamat aku ingin melintasi Shirat dengan cepat bagaikan kilat menyambar!’. Firman Allah, ‘Yang demikian itu mudah bagi orang yang suka bersedekah di malam Kemuliaan Lailatul Qadr’.
Berkata Musa As., ‘Ya Tuhan, aku ingin memperoleh rahmat-Mu!’ Firman Allah, ‘Rahmat-Ku adalah bagi orang yang berkasih sayang kepada orang miskin di malam Kemuliaan Lailatul Qadr’.
Berkata Musa As, ‘Ya Tuhan, kelak aku ingin duduk di bawah pohon-pohon syurga sekaligus menikmati buahnya’. Firman Allah, ‘Itu untuk orang yang suka bertasbih di malam Kemuliaan Lailatul Qadr’.
Berkata Musa As, ‘Ya Tuhan, kelak aku ingin bebas dari siksa api neraka!’ Firman Allah, ‘Yang demikian itu mudah bagi orang yang beristighfar di malam Kemuliaan Lailatul Qadr sampai pagi’.
Berkata Musa As, ‘Ya Tuhan, aku benar-benar mendambakan keridhaan-Mu!’ Firman Allah, ‘Ridha-Ku adalah bagi orang yang melakukan shalat 2 raka’at di malam Kemuliaan Lailatul Qadr’.
(Zubdatul Wa’izhin)
Golongan Yang Tidak mendapatkan Kemuliaan Lailatul Qadr
Imam Ar-Razi menjelaskan bahwa ketika fajar telah muncul di pagi hari Lailatul Qadr, Jibril As berseru: ‘Hai jama’ah malaikat, berangkatlah, berangkatlah, berangkatlah!’ Jawab mereka, ‘Hai Jibril, apakah yang telah Allah lakukan kepada umat Muhammad yang benar-benar muslim pada malam ‘Kemuliaan’ ini? Jawabnya, ‘Pada malam ‘Lailatul Qadr’ ini Allah Swt telah memandang mereka dengan pandangan penuh rahmat (kasih sayang), dan telah memaafkan mereka serta mengampuni mereka, kecuali 4 golongan, yitu: (1) Pecandu arak, (2) Yang durhaka kepada kedua orang tuanya (3) Yang memutuskan persaudaraan (4) Yang bertengkar (bermusuhan) dan tidak menyapa lebih dari 3 hari’. (Zubdatul Wa’izhin)