Jumat, 09 Oktober 2009

Gak Nyambung

Ceritanya dulu ada murid yang melanglang buana entah ke mana setelah diangkat menjadi murid Idrisiyyah. Eh, tau-tau nongol lagi pada saat acara Pekan Santri. Lalu ia pun menceritakan pengalamannya selama ini. Ia merasa menjadi murid Idrisiyyah itu nikmat dan mudah sekali.
'Untuk menyelesaikan wirid aja gak perlu berjam-jam. Maka saya selama beberapa tahun ini gak pernah meninggalkan wirid sehari pun!' ia memulai pembicaraan.
'Emangnya Bapak berapa lama sih menuntaskan awrad semuanya selama ini!' tanya murid lain yang menimpali.
'Ah, guampang bener! 5 menit juga udah selesai!' Jawabnya rileks.
'Yang Bener Pak?' tanya kawannya terheran-heran.
'Kalau saya aja yang udah lama jadi murid kira-kira 1 jam kurang dikit untuk menyelesaikannya' sahut rekan di sebelahnya.
'Emang gimana kiat (cara)nya Pak agar membaca wiridnya bisa secepat itu?' tanya yang lain penasaran.
'Kok, bingung amat. Semenjak saya ditalqin, kan dzikir yang mesti dibaca itu pertama, membaca Quran 1 Juz, kedua Istighfar 100 kali, Dzikir fi kulli lamhatin 300 kali, sholawat Ummy 100 kali, Yaa Hayyu Yaa Qoyyuum 1000 kali, dan terakhir Taqwa kepada Allah. Mudah kan?! Menyebutnya paling gak ada 1 menit!'
Mendengar ucapan Bapak itu menjadi tertawalah murid-murid yang disampingnya. 'Lho, kenapa tertawa? Apa yang lucu?' tanya si Bapak keheranan.
'Ya, lucu dong Pak. Gimana gak lucu. Bapak salah mengamalkan wiridnya!'
'Yang bener, wiridnya bukan cuma disebut judulnya doang, tapi bacaan seluruhnya juga dibaca!' Anak kecil juga bisa kalau nyebut begitu doang!'
Gerr
, semuanya tertawa dan si Bapak melongo hampa.

Jadi, selama bertahun-tahun si Bapak salah cara mengamalkan wiridnya.

Jakarta, 8 Oktober 2009