Kamis, 28 Januari 2010

Taqwa = Taat kepada Pemimpin

"Aku wasiatkan kepada kalian agar bertaqwa kepada Allah, (mau) mendengar dan (mau) mematuhinya walaupun dari seorang budak hitam (Habsyi). Sesungguhnya yang hidup setelahku nanti akan mengalami banyak perselisihan. Maka hendaklah kalian berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah-sunnah para penggantiku yang bersifat Rasyidin dan Mahdiyyin. Gigitlah ia dengan gigi gerahammu. Hati-hatilah dengan perkara (masalah-masalah) baru, karena setiap yang bid’ah itu adalah kesesatan!”

(HR. Thabrani, dan juga diriwayatkan oleh perawi Shahih lain dengan lafazh yang sedikit berbeda)


Tentang Musibah

"Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya niscaya Allah akan menyegerakan hukuman baginya didunia dan jika Allah menghendaki keburukan pada hamba-Nya niscaya Allah akan mengakhirkan hukuman atas dosa-dosanya sehingga Allah akan menyempurnakan hukuman baginya di akhirat kelak ". (HR.Al-Imam At-Tirmidzi dari sahabat Anas ibn Malik Ra.)

"Barangsiapa dikehendaki oleh Allah suatu kebaikan bagi dirinya, niscaya Allah akan menimpakan baginya musibah”. (HR.Al-Imam Al-Bukhari dan sahabat Abu Hurairah Ra.)
”Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung dengan besarnya ujian/musibah yang menimpamu”. (HR.Al-Imam At-Tarmidzi dari sahabat Anas Ra.)

Menangis Ketika Shalat

Dari Ibnu 'Umar ra. berkata: "Ketika Rasulullah saw sakit keras ada seseorang yang menanyakan tentang imam shalat, kemudian beliau bersabda: "Suruhlah Abu Bakar untuk mengimami shalat". 'Aisyah ra. berkata: "Sesungguhnya Abu Bakar itu orang yang sangat lembut hatinya di mana bila membaca Al-Qur'an ia tidak dapat menahan tangisnya". Beliau bersabda: "Suruhlah Abu Bakar untuk menjadi imam".

Dalam riwayat 'Aisyah ra. yang lain dikatakan bahwa 'Aisyah berkata:
"Saya berkata: "Sesungguhnya Abu Bakar itu bila menempati tempat tuan (menjadi imam) orang-orang tidak mendengar bacaan shalatnya karena menangis". (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Menyembunyikan Jasa Perjuangan

Dari Abu Burdah dari Abu Musa Al Asy'ary ra. berkata: Dalam suatu pe­perangan kami keluar bersama-sama dengan Rasulullah saw. di mana setiap enam orang hanya tersedia satu onta maka kami berganti-gantian di dalam naik onta itu sehingga kaki kami pecah­-pecah, demikian juga kaki saya pecah-­pecah bahkan kuku-kuku saya terkupas; kemudian kami membalut kaki kami de­ngan robekan kain. Oleh karena itu, pe­perangan tersebut dinamakan dengan perang "Dzatur riqa... karena kami mem­balut kaki kami dengan robekan kain".

Abu Burdah berkata: "Pada mulanya Abu Musa sering menceritakan peristiwa ini tetapi kemudian ia tidak mau mencerita­kannya lagi dan berkata: "Untuk apa saya menyebut-nyebut apa yang saya perbuat". Abu Burdah berkata: "Seakan­akan ia tidak suka kalau sesuatu dari apa yang pernah dikerjakannya itu disiar-siar­kan". (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Menyembunyikan Jasa Perjuangan

Dari Abu Burdah dari Abu Musa Al Asy'ary ra. berkata: Dalam suatu pe­perangan kami keluar bersama-sama dengan Rasulullah saw. di mana setiap enam orang hanya tersedia satu onta maka kami berganti-gantian di dalam naik onta itu sehingga kaki kami pecah­-pecah, demikian juga kaki saya pecah-­pecah bahkan kuku-kuku saya terkupas; kemudian kami membalut kaki kami de­ngan robekan kain. Oleh karena itu, pe­perangan tersebut dinamakan dengan perang "Dzatur riqa... karena kami mem­balut kaki kami dengan robekan kain".
Abu Burdah berkata: "Pada mulanya Abu Musa sering menceritakan peristiwa ini tetapi kemudian ia tidak mau mencerita­kannya lagi dan berkata: "Untuk apa saya menyebut-nyebut apa yang saya perbuat". Abu Burdah berkata: "Seakan­akan ia tidak suka kalau sesuatu dari apa yang pernah dikerjakannya itu disiar-siar­kan". (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Jika Kalian Tidak Berdosa

Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda : "Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamanNya, seandainya kamu sekalian tak berdosa niscaya Allah akan memusnahkan kamu sekalian dan mendatangkan kaum yang berdosa kemudian mereka memohon ampunan kepada Allah maka Allah pun mengampuni dosa mereka". (Riwayat Muslim)

Dari Abu Ayyub Al Anshary ra. berkata: "Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Seandainya kamu sekalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah menciptakan makhluk lain yang berbuat dosa kemudian mereka memohon ampunan maka Allah pun mengampuni dosa mereka". (Riwayat Muslim)

Hamba Yang Berdosa

“Setiap kali seorang hamba berbuat dosa, maka tanah yang diinjaknya meminta izin untuk menelan hamba tersebut. Begitu pula langit yang ada di atas kepalanya meminta izin supaya dijatuhkan pada hamba tersebut dan menutupinya”. Kemudian Allah SWT berfirman kepada bumi dan langit: “Layanilah oleh kalian kebutuhan hamba-Ku dan bersikap lembutlah, karena ia bukan ciptaaan kalian. Apabila kalian yang menciptakan, maka kalianakan mengasihinya. Semoga ia mau mengganti perbuatan buruknya dengan perbuatan baik, sehingga Aku mengaruniakan kepadanya kebaikan.

Inilah kaitannya dengan sebuah firman Allah SWT:

“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya tidak lenyap. Dan sungguh jika keduanya lenyap tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Zat Yang Penyantun”. (Q.S. 35: 41)

Kisah Nabi Ya'kub As.

Dalam sebuah kabar tentang Nabi Ya'kub As dinyatakan bahwa Allah telah menurunkan wahyu kepadanya: “Andai saja tidak diketahui oleh ilmu-Ku untuk menolongmu, maka Aku akan menjadikan Zat-Ku sebagai Zat Yang paling kikir di hadapanmu, karena kamu seringkali menolak perintah-Ku, namun di sisi lain banyak meminta kepada-Ku. Aku pun akan menangguhkan permohonanmu. Akan tetapi, berkat pertolongan-Ku kepedamulah, sehingga Aku jadikan Zat-Ku sebagai Zat paling pengasih dan pemutus suatu hukuman teradil. Aku tahu bahwa kamu di hadapan-Ku memiliki kedudukan tinggi di mana kedudukan tersebut bukan berasal dari amalmu, melainkan karena kesedihanmu terhadap hilangnya Yusuf. Oleh karena itu, Aku ingin memberikan derajat tinggi tersebut kepadamu”.

Ketika Jibril menemui Nabi Yusuf As di penjara, Yusuf As bertanya kepadanya: “Bagaimanakah kesedihan Syaikh (Ya'kub As) ketika Anda tinggalkan?” Ia menjawab: “Ia sangat bersedih karena kehilanganmu, laksana kesedihan orang tua yang kehilangan seratus anaknya”. Yusuf bertanya lagi: “Pahala apa yang akan ia dapatkan dari Allah SWT?” Jibril menjawab: “Pahala seratus orang yang mati syahid”.

(Petikan Kitab Qutul Qulub, Al-Arif Billah Abu Thalib al-Makki)