Senin, 02 Juni 2008

Istilah Syekh al-Akbar pada sebuah kitab klasik


Di antara (Peringkat Kewalian) adalah Khutmul Awliya (Penutup Kewalian):
Mereka ada 3:
(Pertama): Isa bin Maryam As. sebagai penutup Khilafah Umum dan Penunjuk Keseluruhan dari Adam As hingga akhir zaman. Beliau ditakdirkan akan dibangkitkan bersama para Nabi dan Umat Nabi Muhammad pada hari Kiamat.
(Kedua): Muhammad Mahdi, sebagai penutup khusus Khilafah Muhammadiyyah.
(Ketiga): Asy-Syekh al-Akbar, penutup Kewalian yang Khusus.

Di atas adalah petikan sebuah Kitab Tasawuf Klasik yang bernama Jami’ul Ushulut Thuruq ash-Shufiyyah, karya Sayyid Ahmad Naqsyabandi al-Khalidi Qs. Tulisan tersebut merupakan tulisan yang telah dibaca oleh seorang murid Al-Idrisiyyah pada masa Syekh al-Akbar Abdul Fattah Ra. Kemudian murid tersebut menanyakan siapakah yang dimaksud dengan ‘Asy-Syekh al-Akbar’, yang tertulis dalam kitab tersebut.
Syekh al-Akbar Abdul Fattah Ra. yang ketika itu masih dipanggil (oleh murid-muridnya) dengan sebutan ‘Syekhuna’ kemudian memerintahkan murid-muridnya berdzikir jama’i (berjama’ah) sehingga menemukan jawaban dari Ruhaniyah Rasulullah Saw bahwa yang dimaksud dengan Syekh al-Akbar itu adalah Guru kalian (yakni Syekh al-Akbar Abdul Fattah Ra.). [Lihat Biografi Tokoh-tokoh Al-Idrisiyyah, hal. 165]
Setelah itu, hingga kepemimpinan ketiga dalam Tarekat Al-Idrisiyyah di Indonesia, para penggantinya mengunakan sebutan yang sama, tapi bukan melalui keputusan Syuro (musyawarah murid), melainkan melalui petunjuk Ruhaniyah Rasulullah Saw yang mengisyaratkan bahwa pengganti selanjutnya adalah bergelar Syekh al-Akbar (Sulthan Awliya di masa sekarang).
Selasa, 3 Juni 2008.