Istri si murid pada cerita sebelumnya (Bisa Mimpi Kembali), ada kisah lain dan tak kalah unik. Sebelum ia menjadi murid, ia dipertemukan oleh sosok manusia yang aneh menurutnya. Semasa kecil ia pernah bertengkar dengan orang tuanya, kemudian ia kabur dari rumahnya. Ia diperingatkan oleh seorang kakek yang berjenggot agar ia mengalah demi orang tua yang telah membesarkan dirinya. Kejadian itu dialaminya di dalam angkot. Saat ia mendengar nasehat itu ia menengok ke samping, dan kemudian setelah ia menoleh si Kakek tadi sudah tidak ada di hadapannya. Ia menghilang dalam sekejap, entah lewat mana.
Sewaktu SMP, ia dipertemukan oleh sosok misterius itu untuk kedua kalinya. Orang tua asing berkata kepadanya, 'Kondisi keluarga kamu saat ini belum menguntungkan, nanti suatu saat keluargamu akan naik derajatnya setelah kamu menikah'. Orang tua ini pun menghilang dari pandangannya. Hanya saja ia sempat melihat orang tua ini lenyap lewat sebuah tembok tak berpintu. Ia menembus tembok. Kejadian ini membuatnya kembali heran.
Setelah ia tamat sekolah SLTA ia berkenalan dengan seorang murid Syekh al-Akbar. Si murid mengajukan syarat bahwa jika ia ingin menjadi istrinya mesti mengenakan cadar. Ia pun mengiyakan apa yang disyaratkan oleh calon suaminya itu. Pada saat berlangsung acara Malam Tauhid tanggal 25 Desember di Batu Karas, Pangandaran si murid mengajaknya ikut serta.
Pada saat itu si istri melihat kembali apa yang pernah ia saksikan sebelumnya. Di belakang Syekh al-Akbar saat berceramah ada seorang tua tinggi kurus melambai-lambaikan tangannya kepada dirinya. Orang tua ini mengajaknya, 'Ayo mari ke sini! Maju ke depan ditalqin!' Ia pun menjadi heran lagi. Maka saat itu ia mengajukan diri menjadi murid Syekh al-Akbar.
Setelah ia menjadi murid, ia merasa masih ada ganjalan dalam hatinya tentang siapakah sosok misterius yang ia jumpai tadi. Tidak ada tempat lain untuk mencari jawaban bagi seorang murid melainkan kepada Gurunya, maka ia memberanikan diri untuk menanyakannya kepada Syekh al-Akbar tentang siapakah orang tua itu. Maka Syekh al-Akbar menjawab, 'Dia adalah Al-Khidhir. Untung ada Nabi Khidhir yang menuntun kamu datang ke sini!'
Ahad, 6 Juni 2010