Iblis menginginkan ibadah langsung kepada Allah tanpa perantara. Tapi Allah SWT justru menginginkan lain. Dia menjadikan para Utusan-Nya sebagai sarana dan bukti kecintaan seseorang kepada-Nya. Dalam syahadat Dia senantiasa menyandingkan Nama-Nya dengan para Utusan-Nya. Allah SWT menghendaki manusia mencintai para Utusan-Nya jika mereka mengaku cinta kepada-Nya. Bahkan cinta kepada para Utusan-Nya itu perlu bukti dengan taat (turut) kepada mereka. Tidaklah Allah menyatakan 'Jika kalian cinta kepada-Ku maka cintailah para Utusan-Ku (Fatahibuunii), tapi Allah berfirman: 'Qul inkuntum tuhibbuunallaah fattabi'uunii' [Katakanlah (wahai Utusan-Ku), jika kalian mencintai-Ku maka ikutilah Aku!]. Cinta itu dibuktikan dengan menuruti para Utusan-Nya. Dan itulah yang tidak diperbuat oleh Iblis kepada Adam As.
Seolah-olah Iblis berprinsip benar, bahwa ia menginginkan Tauhid yang murni, yang tidak ada sesuatu yang lain dalam ibadahnya melainkan Allah. Ia ingin beribadah hanya kepada Allah tanpa ada bayangan lain yang membuatnya menyekutukan-Nya. Banyak orang yang bermakrifat terjebak dengan pola pikir seperti ini.
29 September 2009