Senin, 04 Februari 2008

Keutamaan Mengaji di Majelis Syekh al-Akbar

Seorang murid pernah didatangi ruhani Syekh al-Akbar Muhammad Daud Dahlan Ra. Pada malam Jum’at, ‘Mengajilah malam ini! Engkau akan mendapatkan pahala 30 tahun menuntut ilmu!’ Maka dengan hal yang menggembirakan tersebut si murid berangkat merespon apa yang baru saja ia dapatkan.
Akan saya kutip kembali beberapa cerita dari "Buku Biografi Tokoh-tokoh Al-Idrisiyyah":
Cerita berikut terjadi pada masa Syekh al-Akbar Muhammad Dahlan Ra. Pada majelis dzikir ada seorang murid kedatangan ruhani Sunan Ampel (Raden Rahmat), salah satu tokoh dari Wali Songo penyebar Agama Islam di Pulau Jawa.
Singkat cerita, ada yang menanyakan mengapa beliau (Sunan Ampel) datang ke sini (majelis dzikir Tarekat Idrisiyyah). Lalu ia menuturkan, bahwa di atas langit tempat saya berpijak, saya diperlihatkan oleh Allah SWT sebuah cahaya yang terang benderang dari bumi.
Saya-pun, kata Sunan Ampel, meminta izin kepada Allah untuk turun ke bumi dan mengetahui di manakah tempat itu. Ternyata cahaya itu berasal dari majelis ini. Lalu ia melanjutkan, saya mendapatkan kabar bahwa nilai pahala saya berdakwah dan berjuang di jalan Allah selama sebulan di masa hidup saya sebanding dengan pahala menghadiri pengajian di majelis ini semalam/sekali. Oleh karena itu andaikan saya hidup pada masa sekarang ini, niscaya saya akan menjadi murid Syekh al-Akbar meskipun saya hanya menjadi tukang sapu saja.
Syekh al-Akbar Muhammad Dahlan Ra. menyatakan bahwa martabat kewalian beliau (Sunan Ampel) adalah Quthub as-Sab’ah, yakni para Wali Allah yang berjumlah tujuh orang di setiap masa.
************
Di masa kepemimpinan Khalifah Rasul saat ini pernah diungkapkan keutamaan majelis Sulthan Awliya Syekh al-Akbar Muhammad Daud Dahlan Ra.
Kebesaran majelis tersebut bahkan dituturkan oleh seorang murid yang jarang datang ke majelis. Mungkin karena rasa malas yang selalu menghantuinya. Singkat cerita, ia suatu saat didatangi seorang berpakaian serba putih dengan mengenakan surban putih datang kepadanya secara ruhani. Sosok ruhani itu mengungkapkan, ’Barang siapa yang menghadiri pengajian Syekh al-Akbar pada malam Jum’at di Batu Tulis sama saja ia beribadah pada malam Lailatul Qadr. Barang siapa melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Syekh al-Akbar berarti ia mengokohkan bangunan Dienul Islam pada dirinya (sehingga ia tidak terombang ambing dengan berbagai macam persoalan kehidupan). Barang siapa yang melaksanakan apa-apa yang diperintahkan oleh Syekh al-Akbar niscaya ia akan diberikan jalan kemudhan (segala urusan) dan diberi rizki dari arah yang tiada diduganya’.

Tidak ada komentar: