Dikisahkan bahwa ada 3 orang yang taat beribadah kepada Allah. Mereka beribadah di suatu gua untuk menemukan petunjuk menjumpai seseorang yang bernama Syekh Balwa, untuk dijadikan sebagai Gurunya. Sebut saja si A telah beribadah (khalwat) selama 3 tahun, sedangkan si B telah melakukan khalwat selama 2 tahun, dan si C baru 1 tahun melakukan ibadah.
Suatu ketika, saat Syekh Balwa diusir oleh istri dan keluarganya, ia mampir ke gua tersebut yang kebetulan sudah ada di dalamnya 3 orang Abid tersebut. Maka berkumpullah mereka semua. Dalam perbincangan nama Syekh Balwa diganti dengan sebutan lain oleh ketiganya agar tidak diketahui siapapun. Begitu tiba waktu sholat, mereka sholat berjama'ah, dan yang ditunjuk sebagai Imam adalah si A, yang lebih tua dalam menjalankan ibadahnya. Setelah melaksanakan sholat, mereka memohon kepada Allah agar diturunkan hidangan atas mereka. Masing-masing berdo'a, kecuali Syekh Balwa yang hanya memperhatikan ketiga orang tersebut. Beberapa saat turunlah makanan dari langit (entah darimana tiba-tiba muncul di dalam gua). Masing-masing makanan datang sesuai dengan kadar lamanya mereka khalwat. Kalau si C, tentu saja paling lama, karena ia masih baru beribadah selama 1 tahun. Dan kalau si A, permohonannya cepat datangnya karena telah lama mengenyam lamanya khalwat. Saat ketiga orang itu sedang membincangkan seputar cepat lamanya datang hidangan di tengah-tengah mereka, Syekh Balwa keluar dari ruangan gua. Ia turun ke bawah. Lalu ia memanjatkan do'a kepada Allah seperti yang dilakukan oleh ketiga Abid tadi.
Begitu do'a itu dipanjatkan, terdengarlah suara gemuruh yang dirasakan oleh ketiga Abid di dalam gua, sambil bertanya-tanya, 'Siapakah gerangan yang sedang bermunajat seperti ini, sehingga dinding-dinding gua gemetar semuanya!' Mereka tidak mengetahui bahwa Syekh Balwa sedang memanjatkan do'a, 'Yaa Allah, akulah orang yang paling faqir di dunia ini, melebihi Ayub As, melebihi seluruh manusia yang ada di muka bumi ini, maka turunkanlah aku hidangan sebagaimana telah Engkau turunkan kepada mereka bertiga!'
Dan ijabah Do'a yang Allah berikan kepada Syekh Balwa itu berupa iringan makanan yang banyak jumlahnya. Masing-masing dibawa oleh dayang-dayang yang rupawan. Kejadian ini membuat gempar keadaan kampung di sekitar gua. Beberapa saat setelah kejadian itu, ketiga orang di dalam gua menghampiri Syekh Balwa, 'Wahai saudaraku, siapakah Engkau ini sebenarnya?' Maka dijawab oleh Syekh Balwa, 'Aku adalah Balwa. Seorang faqir yang sedang mengembara dan mampir ke sini'. Syekh Balwa menyembunyikan kelakuan istri dan keluarganya atas dirinya, sedangkan ia sedang mengalami kesedihan yang teramat sangat karena dienyahkan dari rumahnya sendiri oleh keluarganya sendiri.
Makanan yang begitu banyak akhirnya dibagi-bagikan kepada penduduk kampung. Dan seorang malaikat menyaru (menyembunyikan identitas dirinya) mengantarkan makanan ke keluarga Syekh Balwa. Kemudian si malaikat itu berkata, 'Wahai keluarga yang tidak mau diuntung, ketahuilah, seharusnya kalian beruntung hidup bersama Syekh Balwa, karena ia seorang Kekasih Allah. Apa yang ia minta, Allah kabulkan. Dan ia sekarang sudah meninggalkan kalian'. Mendengar ini maka menjadi bersedihlah keluarga Syekh Balwa.
Di sisi lain ketiga orang tadi sudah mengetahui kedudukan (maqam) Syekh Balwa, tapi Syekh Balwa tidak mengetahui bahwa dirinya merupakan salah satu dari Kekasih Allah yang diijabah do'anya.
Kamis, 25 April 2009
Demikianlah cerita yang tidak dijumpai dari tulisan (kitab), tapi bersifat tutur tinular dari Isyraqiyyah. Hal ini pernah dialami oleh Fariduddin 'Athar ketika menyusun untaian kisah Para Wali yang hidup pada masa sebelumnya (Tadzkiratul Awliya). Beliau dapat menuturkan cerita apa yang dialami oleh Para Wali pada ratusan tahun sebelum Beliau lahir, karena mendapatkan bimbingan dan informasi dari gaib. Sedangkan dalam khazanah kitab yang ada hanya sedikit menguraikannya. Demikian pula cerita demi cerita yang diungkapkan oleh Nabi Saw melalui perantara Jibril As. Beliau Saw dapat mengungkapkan cerita pada masa dahulu (hingga sampai kepada kita seperti kisah Syam'un al-Ghazi, 3 orang yang terperangkap di dalam gua, dan sebagainya). Semuanya melalui perantara ruhani untuk menguaknya. Maka jika seorang murid yang sedang menjalankan pertalian erat dengan Murysid al-Mushthafa pada zamannya, misteri apa yang terdahulu dan kemudian akan Allah bukakan padanya. Semuanya bisa diungkap atau hanya dipercayakan kepada beberapa orang saja untuk mengetahuinya. Qul innal fadhla biyadillaahi yu'tiihi masy-yasyaa-u wallaahu waasi'un 'aliiim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar